Kembali, hujan menghiasi beranda. Menyapa
permukaan kaca jendela yang bisu. Menyingkirkan lapisan debu yang sekian bulan
bertahta di sana. Menggantikannya dengan bulir bulir air, yang semakin lama
ketebalannya pun mengaburkan pandangan. Ah sama saja. Hmm, tidak, tidak
sama. Yang ini lain. Ini tentang Desember. Desember yang punya cerita. Ini
tentang Desember yang kembali menyapa. Sejenak menoleh, menyisir kembali
kenangan yang tersisa dalam ingatan tentang Desember yang telah
lalu. Bahwa
ia adalah kenangan dan kerinduan. Tentang nuansa, hujan, dan berita di balik
rintiknya. Tapi Desember kali ini berbeda. Kini semua tentang
target yang harus di gengggam. Berjudi dengan waktu. Kita semakin mendekati akhir. Ah, itu bukanlah persoalannya. Tooh, bukankah setiap yang dimulai pasti akan punya akhir? Yang ku perdebatkan adalah, apa yang diisi antara awal dan akhir itu. Sudah terlambat untuk menyesal. Sudah terlalu jauh untuk kembali. Bahkan ini sudah lampu kuning pertanda finish. Kepalang tanggunglah.
Kini semua terlihat sibuk dengan judul dan proposalnya. Yaa, itu adalah kepastian. Menyelesaikannya lebih baik daripada terkatung katung di tengah kan? Kata orang ,setengah setengah itu nda enak. Mending menyelesaikannya segera, lalu melihat sesuatu yang yang baru lagi. Mungkin tentang mimpi, tentang S2, tentang Jerman. J Desember berikutnya, semoga sudah di negara itu. Aamiin.
Desember sebelumnya, ditemani rintik hujan, gigil dingin, secangkir mocca, sepatu boot yang melompat indah menghindari genangan air, payung, suasana mall dan temapt umum yang me-merah, film film keluarga yang lucu (Home Alone,Alvin and The chipmunks), film-film Korea, pilek yang membuat tak mampu bangun, Laptop yang nyaris menyala 24 jam, jaket dan selimut tebal, ah itu semua tentang Desember. Dan yang paling heboh, mall, toko busana, penerbit, toko buku, pada diskon besar besaran. :D
Kali ini banyak yang harus dijauhi. Demi target, skripsi. Ada begitu banyak yang menanti. Seperti bahkan tak memberikan ruang untuk sekedar menghela napas. Ah, sudahlah, semoga masih ada desember desember berikutnya yang akan kunikmati dengan kesan tersendirinya. Kali ini biarlah saya meredam semua kenangan dan rindu saya untuk menikmati Desember. Biarlah target target itu mengalihkan semua perhatianku. Atau, adakah saya merindukan dingin yang lebih hebat lagi? ;)
Ini dia
tentang Desember, rindu dan target.
Makassar,
2 Desember 2014.
1 komentar:
semoga semua keinginan terijabah, sukses selalu
Posting Komentar
tinggalkan jejak ya... :)