Ada yang tak terurai dalam kata
Seperti pesan hujan oleh awan yang tak sampai
Seperti kekata yang diboyong angin
Bahwa dingin itu nyata…
Ada yang tak tersampaikan bahasa
Walau akhirnya nampak jua mata yang berkaca
Ah kawan..
Telingaku cukup tajam mendengar bebisik
Mataku masih jernih melihat kabut menyapu
Dan rasaku, masih cukup tajam menangkap asa asa yang patah
Salah siapakah?
Salah siapa menaruh asa pada yang tak tersentuh kuasa
Salah siapa memupuk harapan pada benang benang
yang tak dirajut sendiri.
Salah siapa jika dari awal merawat luka yang kini tlah menganga
Ah kawan…
Melewati banyak hari denganmu
Pahamlah aku irama lakonmu
Mereka bilang kita bak padu
Seperti itulah adanya…
Kita menghabiskan malam
Bercerita…
Tentangmu, tentangku
Ah, kawan…
Pada akhirnya…
kita semua akan terpukau pada detik detik yang menggiring pasti
Pada ketentuan yang terhijab
Pada hijab yang tersingkap waktu
Dan pada waktu yang membawa jawaban jawaban doa
Dia memilihmu dan kau memilihnya..
Dia memilihmu?? Iya!
Dan pilihan menjawab, kaulah pemenangnya
Kau memilihnya??
Iya! Karena kau pun punya pilihan…
Ah, kawan…
Pada hakikatnya… bukan dia memilihmu atau kau memilihnya…
Betapa naifnya kita, dan mereka
Sekali lagi bukan tentang dia memilihmu, dan kau memilihnya
Allah -lah yang memilihkan dia untukmu, dan kau untuknya.
Tapi kawan..
Telinga, mata dan rasaku…
Masih cukup mampu meraba…
Asa asa yang patah…
Walau pada akhirnya mereka berbisik lirih…
“Masya Allah, semoga bahagia”
Mks, 20 Mei 2014
#Untuk sahabat ku Aisyah Ulfha Imran ^_^
5 komentar:
wow... pujangga besar Werang lahir di dunia :P
Wow, apik :D
Rahma, Folloback :D hihii ..
K Alfith. : hehheh aamiiin... :)
Bulkis: siippp..segera ke sana :)
baca ini, merasa de javu :)
K Ismi : de javu apaan ?? pernah punya kisah yg sama, ato krena tulisanku kayak tulisan ta tempo dolo?? hahhha
Posting Komentar
tinggalkan jejak ya... :)