“Kiri
pak,”ujarku ke Pak Sopir,tepat di depan sebuah mini market dekat kosan-ku.
Aku turun
dan menyodorkan Rp.4000,-ke arah sopir angkot. Aku baru saja pulang dari
menduplikat kunci kosan-ku. Beberapa bulan lalu, kos kami kemalingan dan kunci nya
di bawa lari sama si maling. Terpaksa harus duplikat lagi.
Aku berniat
mengecek ATM ku. Mama barusan menelfon, katanya dia baru saja mentransfer uang.
Dan ATM terdekat dari kosan adalah di mini market ini.
Jalanan
tampak ramai, sementara saya harus menyebrang jalan untuk mencapai mini market.
Bandwith jalan ini memang kecil tapi banyak di lalui oleh kendaraan, jadinya
ramai. Tak jarang di sini sumber macet pagi dan sore hari.
Aku berusaha
langsung menyebrang, tapi padatnya kendaraan yang lewat membuatku mengurungkan
niatku. Dan memundurkan langkahku lagi. Aku menoleh ke arah kanan, dari arah
kendaraan datang.
Mataku
terpana, oleh seseorang yang menghalangi pandanganku. Beberapa meter dari
tempatku berdiri seseorang laki laki tampak menoleh ke arahku. Dari wajah dan
penampilannya ku tebak dia adalah mahasiswa. Dia di atas sepedanya, tampaknya
ingin menyebrang juga.
Aku sempat
berdegup kencang di buatnya. Dia berkacamata. Celana panjang hitam yang hanya
sampai di atas mata kaki. Jaket almamater hitam.Sangat mirip Luky Perdana,
bahkan awalnya aku kira dia Luky Perdana, tapi kemudian aku berpikir ngapain
Luky Perdana ke sini hehhehe. Kan pasti udah di kerumuni fans tuh. Dan satu lagi, dia berkulit hitam manis.
Aku masih
terbius ketika dia mengalihkan pandangannya. Wooowww..ini betul betul luar
biasa. Aku semakin berdegup kencang ketika dia agak mendekat ke arahku. Matanya
awas memandangi kendaraan yang lewat. MasyaAllah. Dia 100% gagah. Aku
beristigfar dalam hati. Sesaat sebelumnya aku berharap agar kendaraan itu tidak
berhenti. Hahhaha.
Aku kembali
focus pada mobil-mobil yang lewat. Ini memang sudah pukul 17.03. Hmm memang
waktu pulang kerja, wajar padat begini jalannya. Dia berada di sebelah kanan
saya, jadi dia yang akan mulai menyebrang duluan, aku akan ikut. Nanti di jalur
kiri, aku yang akan membuatnya menyebrang gratis hehhhe.
Dari arah
sana tampak sebuah bentor di belakang angkot berjalan lambat. Hmm ini dia
kesempatanya. Aku melihatnya bersiap siap mengayuh. Aku pun mengambil ancang
ancang. Sesaat kemudian jalanan jalur kanan tampak kosong, aku mengikutinya
menyebrang tapi tetap di posisi ku. Aku tak meliriknya lagi.Seluruh perhatianku
terpusat pada lalu lintas. Saya sampai di tengah jalan. Tempat lajur kiri. Aku
berhenti sejenak. Mengawasi kendaraan dari arah kiri. Sejenak aku teringat, doi
pasti berhenti juga, aku menoleh ke belakang, OMG, dia tepat di belakangku.
Sejenak aku berpikir, mungkin dia menungguku menyebrang. Dan dia akan
mengekoriku. Baiklah, aku akan “membimbingmu” menyebrang. Bukankah aku harus
balas budi. ? Hehhehe. Aku menggerakkan tanganku seperti orang yang menyetop mobil
atau menyuruhnya pelan pelan, sambil melangkahkan kaki ku pelan. Seterusnya aku melangkah dengan pasti ke
pinggran jalan.
Di tepi
jalan, ekor mataku menatapnya mengayuh pelan beberapa meter di sampingku. Ketika Aku melangkahkan kaki ke arah kanan,
tepat pintu masuk mini market, aku hampir menabrak ujung roda sepedanya.
Rupanya dia ingin menyalib ke kiri. Kearah apotik di samping mini market.
Ouuhh.. Goshh!! Dia mengerem. Aku berlalu sambil tersenyum. Apa kau mengucapkan
“thank you??”. With pleasure “you’re welcome”. :). Aku meneruskan langkahku ke dalam
mini market. Aku masih tersenyum sendiri membayangkan kisah mini nan lucu. Dari
seberang jalan dan berakhir di seberang yang lainnya. Petugas mini market membalas
senyumku. Aku merasa bersalah, senyum itu bukan untuknya. Tapi untuk seseorang
yang tidak melihatnya. Hahhhhaha. Dari balik kaca, aku melihat sebuah sepeda
terparkir gagah. He is gone :D. Astagfirullah
0 komentar:
Posting Komentar
tinggalkan jejak ya... :)